
Keracunan makanan merupakan kondisi serius yang dapat mengancam nyawa. Kondisi ini terjadi ketika kita mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri, virus, atau zat berbahaya lainnya.

Penting untuk memahami gejala dan cara pencegahannya untuk melindungi diri dan keluarga.
Dengan mengetahui informasi ini, Anda dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Poin Kunci
- Kenali gejala-gejala keracunan makanan
- Pahami cara pencegahan keracunan makanan
- Ketahui jenis-jenis keracunan makanan yang umum terjadi
- Lindungi diri dan keluarga dari risiko keracunan makanan
- Ambil langkah-langkah pencegahan yang tepat
Apa Itu Keracunan Makanan?
Keracunan makanan terjadi ketika kita mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi. Kontaminasi ini bisa berasal dari berbagai sumber, termasuk bakteri, virus, parasit, atau toksin yang terdapat dalam makanan.
Memahami apa itu keracunan makanan dan bagaimana hal itu terjadi sangat penting untuk mencegah dan mengobati kondisi ini. Keracunan makanan dapat menyebabkan gejala yang tidak nyaman dan bahkan dapat mengancam jiwa dalam beberapa kasus.
Definisi Keracunan Makanan
Keracunan makanan didefinisikan sebagai kondisi yang terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung patogen atau toksin berbahaya. Patogen ini dapat berupa bakteri seperti Salmonella atau E. coli, virus seperti norovirus, atau parasit seperti Giardia.
Menurut para ahli, “Keracunan makanan adalah masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di seluruh dunia.” Mereka menekankan pentingnya penanganan makanan yang aman untuk mencegah keracunan makanan.
“Keracunan makanan dapat dicegah dengan memahami penyebabnya dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.”
Mengapa Keracunan Makanan Terjadi?
Keracunan makanan dapat terjadi karena berbagai alasan. Beberapa penyebab umum meliputi penanganan makanan yang tidak tepat, sanitasi yang buruk, dan kontaminasi silang. Ketika makanan tidak dimasak atau disimpan dengan benar, risiko kontaminasi meningkat.
- Penanganan makanan yang tidak higienis
- Sanitasi yang buruk di tempat pengolahan makanan
- Kontaminasi silang antara makanan mentah dan matang
Dengan memahami definisi dan penyebab keracunan makanan, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk mencegahnya. Pencegahan ini termasuk memasak makanan dengan benar, menyimpan makanan pada suhu yang aman, dan menjaga kebersihan saat menangani makanan.
Jenis-Jenis Keracunan Makanan
Ada beberapa jenis keracunan makanan yang perlu diwaspadai, yaitu keracunan bakteri, virus, toksin, dan parasit. Setiap jenis keracunan memiliki karakteristik dan gejala yang berbeda-beda, sehingga penting untuk memahami masing-masing jenis untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Keracunan Bakteri
Keracunan bakteri terjadi ketika makanan atau minuman terkontaminasi dengan bakteri patogen. Contoh bakteri yang sering menyebabkan keracunan makanan adalah Salmonella dan E. coli. Gejala keracunan bakteri dapat berupa diare, mual, muntah, dan nyeri perut.
Keracunan Virus
Keracunan virus disebabkan oleh virus yang terkandung dalam makanan atau minuman. Norovirus adalah salah satu contoh virus yang sering menyebabkan wabah keracunan makanan. Gejala keracunan virus dapat meliputi diare, muntah, dan demam.
Keracunan Toksin
Keracunan toksin terjadi ketika makanan mengandung toksin yang dihasilkan oleh bakteri atau organisme lain. Toksin dapat menyebabkan gejala yang serius, bahkan dapat mengancam nyawa. Contoh keracunan toksin adalah keracunan botulinum yang disebabkan oleh toksin botulinum.
Keracunan Parasit
Keracunan parasit disebabkan oleh parasit yang terkandung dalam makanan atau minuman. Contoh parasit yang sering menyebabkan keracunan makanan adalah Giardia dan Toxoplasma. Gejala keracunan parasit dapat berupa diare, nyeri perut, dan kelelahan.

Keracunan Bakteri
Bakteri patogen seperti Salmonella dan E. coli sering kali menjadi penyebab keracunan makanan. Keracunan ini dapat terjadi akibat konsumsi makanan yang terkontaminasi.
Salmonella
Salmonella adalah salah satu bakteri yang paling umum menyebabkan keracunan makanan. Bakteri ini dapat ditemukan pada daging mentah, telur, dan produk dairy yang tidak dipasteurisasi.
Gejala keracunan Salmonella meliputi diare, demam, dan nyeri perut. Kondisi ini dapat berlangsung selama beberapa hari hingga lebih dari seminggu.
E. coli
E. coli adalah bakteri lain yang dapat menyebabkan keracunan makanan serius. Bakteri ini sering dikaitkan dengan konsumsi daging sapi yang tidak dimasak dengan baik.
Gejala keracunan E. coli dapat meliputi diare berdarah, gagal ginjal, dan dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan kematian.
Listeria
Listeria adalah bakteri yang dapat menyebabkan keracunan makanan pada orang dengan sistem imun yang lemah, seperti ibu hamil, lansia, dan orang dengan kondisi medis tertentu.
Gejala keracunan Listeria dapat meliputi demam, sakit kepala, dan kekakuan. Pada ibu hamil, dapat menyebabkan keguguran atau kelahiran prematur.
Bakteri | Sumber Kontaminasi | Gejala |
---|---|---|
Salmonella | Daging mentah, telur, produk dairy tidak dipasteurisasi | Diare, demam, nyeri perut |
E. coli | Daging sapi tidak dimasak dengan baik | Diare berdarah, gagal ginjal |
Listeria | Makanan yang tidak dipasteurisasi, deli meats | Demam, sakit kepala, kekakuan |
Keracunan Virus
Keracunan virus dalam makanan dapat memiliki dampak kesehatan yang serius dan memerlukan penanganan yang tepat. Virus dapat menyebabkan keracunan makanan yang berpotensi menyebar dengan cepat dan mempengaruhi banyak orang.
Beberapa jenis virus yang umum menyebabkan keracunan makanan adalah Norovirus dan Hepatitis A. Kedua virus ini memiliki karakteristik dan dampak kesehatan yang berbeda-beda.
Norovirus
Norovirus adalah salah satu penyebab utama wabah keracunan makanan. Virus ini sangat menular dan dapat menyebar melalui makanan, air, dan kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
Gejala keracunan Norovirus termasuk diare, mual, muntah, dan sakit perut. Penanganan yang tepat termasuk rehidrasi dan istirahat.
Hepatitis A
Hepatitis A adalah infeksi virus yang mempengaruhi hati. Virus ini dapat disebarkan melalui makanan dan air yang terkontaminasi.
Gejala Hepatitis A termasuk kelelahan, mual, sakit perut, dan ikterus (kulit dan mata kuning). Hepatitis A dapat dicegah dengan vaksinasi dan praktik kebersihan yang baik.

Pemahaman tentang keracunan virus dan cara pencegahannya sangat penting untuk mengurangi risiko keracunan makanan. Dengan mengetahui gejala dan cara penularan virus seperti Norovirus dan Hepatitis A, kita dapat mengambil langkah-langkah preventif yang efektif.
Keracunan Toksin
Keracunan toksin merupakan salah satu jenis keracunan makanan yang perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan gejala yang serius. Toksin dalam makanan dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk tanaman, hewan laut, dan proses pengolahan makanan yang tidak tepat.
Tanin dalam Makanan
Tanin adalah senyawa yang terkandung dalam beberapa jenis tanaman, seperti teh dan beberapa jenis buah-buahan. Meskipun tanin memiliki beberapa manfaat kesehatan, konsumsi yang berlebihan dapat menyebabkan efek sampingan. Tanin dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, dan diare jika dikonsumsi dalam jumlah besar.
Toksin Fish
Beberapa jenis ikan laut dapat mengandung toksin yang berbahaya jika dikonsumsi. Contohnya, ikan yang tidak diproses dengan benar dapat mengandung ciguatoxin, yang dapat menyebabkan keracunan makanan serius. Gejala keracunan ini termasuk mual, muntah, diare, dan dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan gejala neurologis seperti kesemutan dan kelemahan otot.
Makanan Beracun di Alam
Ada beberapa jenis tanaman dan jamur liar yang beracun jika dikonsumsi. Misalnya, beberapa jenis jamur dapat mengandung toksin yang sangat berbahaya, bahkan dapat menyebabkan kematian jika tidak diidentifikasi dengan benar. Oleh karena itu, penting untuk memiliki pengetahuan yang cukup tentang tanaman dan jamur liar sebelum mengonsumsinya.
Untuk mencegah keracunan toksin, penting untuk selalu memeriksa sumber makanan dan memastikan bahwa makanan tersebut diproses dan disiapkan dengan benar. Dengan pengetahuan yang tepat dan kewaspadaan, risiko keracunan makanan akibat toksin dapat diminimalkan.
Keracunan Parasit
Parasit yang terkandung dalam makanan atau air dapat menyebabkan keracunan serius. Keracunan parasit terjadi ketika parasit masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.

Giardiasis
Giardiasis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit Giardia lamblia. Parasit ini dapat ditemukan dalam air yang terkontaminasi dan makanan yang tidak dimasak dengan benar. Gejala giardiasis termasuk diare, nyeri perut, dan kehilangan berat badan.
Untuk mencegah giardiasis, penting untuk memastikan bahwa air minum aman dan makanan dimasak dengan benar. Praktik higiene yang baik, seperti mencuci tangan secara teratur, juga dapat membantu mencegah penyebaran parasit ini.
Toksoplasmosis
Toksoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Parasit ini dapat ditemukan pada daging yang tidak dimasak dengan baik, terutama daging babi dan kambing, serta dalam kotoran kucing. Infeksi toksoplasmosis dapat menyebabkan gejala ringan pada orang dewasa, tetapi dapat berakibat serius pada janin jika terjadi selama kehamilan.
Pencegahan toksoplasmosismelibatkan memasak daging hingga matang, mencuci tangan setelah menangani daging mentah, dan menghindari kontak dengan kotoran kucing.
Dengan memahami penyebab dan cara pencegahan keracunan parasit, kita dapat mengurangi risiko infeksi dan menjaga kesehatan tubuh.
Gejala Umum Keracunan Makanan
Gejala keracunan makanan dapat bervariasi, tetapi ada beberapa gejala umum yang sering dialami. Keracunan makanan dapat menyebabkan berbagai reaksi pada tubuh, mulai dari yang ringan hingga yang parah.
Mual dan Muntah
Mual dan muntah adalah gejala umum yang sering terjadi pada kasus keracunan makanan. Mual dapat dialami sebagai sensasi tidak nyaman di perut, sementara muntah adalah pengeluaran isi perut secara paksa. Ini adalah respons tubuh untuk mengeluarkan zat yang menyebabkan keracunan.
Diare
Diare juga merupakan gejala yang umum dialami akibat keracunan makanan. Diare adalah kondisi di mana tinja menjadi cair dan frekuensi buang air besar meningkat. Ini bisa disebabkan oleh berbagai patogen seperti bakteri, virus, atau parasit yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang terkontaminasi.
Nyeri Perut
Nyeri perut adalah gejala lain yang sering dialami oleh mereka yang mengalami keracunan makanan. Nyeri ini bisa berkisar dari ringan hingga berat dan dapat dirasakan di berbagai bagian perut. Nyeri perut dapat disebabkan oleh peradangan atau iritasi pada lapisan perut akibat zat-zat yang dikeluarkan oleh patogen.
Mengenali gejala-gejala ini sangat penting untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat. Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut setelah mengonsumsi makanan, segera cari pertolongan medis untuk penanganan yang lebih lanjut.
Faktor yang Meningkatkan Risiko
Keracunan makanan dapat dihindari dengan memperhatikan beberapa faktor penting, termasuk kebersihan makanan, penyimpanan yang benar, dan persiapan makanan yang higienis. Faktor-faktor ini memainkan peran krusial dalam menentukan keamanan makanan yang kita konsumsi sehari-hari.
Kebersihan Makanan
Kebersihan makanan adalah langkah pertama dalam mencegah keracunan makanan. Ini termasuk memastikan bahwa semua peralatan dapur dan permukaan yang digunakan untuk menyiapkan makanan dalam keadaan bersih. Cuci tangan secara menyeluruh sebelum dan sesudah menangani makanan adalah langkah penting lainnya.

Menurut sebuah studi, mencuci tangan dengan sabun dan air dapat mengurangi risiko diare hingga 25-50%. Oleh karena itu, menjaga kebersihan tidak hanya tentang makanan itu sendiri, tapi juga tentang bagaimana kita menanganinya.
Penyimpanan Makanan
Penyimpanan makanan yang tidak tepat dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri patogen. Makanan harus disimpan pada suhu yang tepat, dengan makanan yang memerlukan refrigerasi disimpan di bawah 4°C. Menggunakan wadah penyimpanan yang kedap udara juga dapat membantu menjaga kesegaran dan keamanan makanan.
Jenis Makanan | Suhu Penyimpanan | Waktu Penyimpanan Maksimal |
---|---|---|
Makanan Mentah | Di bawah 4°C | 1-2 hari |
Makanan Masak | Di bawah 4°C | 3-4 hari |
Persiapan Makanan
Persiapan makanan yang higienis juga sangat penting. Ini termasuk menggunakan pisau dan talenan yang bersih serta memastikan bahwa makanan dimasak hingga suhu yang cukup untuk membunuh patogen. Menerapkan praktik “farm to table” juga dapat membantu memastikan bahwa makanan yang disajikan segar dan aman.
“Keselamatan makanan dimulai dari cara kita menanganinya, mulai dari penyimpanan hingga penyajian.”
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Dengan memperhatikan faktor-faktor seperti kebersihan, penyimpanan, dan persiapan makanan, kita dapat secara signifikan mengurangi risiko keracunan makanan. Mengedukasi masyarakat tentang praktik-praktik ini sangat penting dalam upaya pencegahan keracunan makanan.
Pencegahan Keracunan Makanan
Salah satu cara efektif untuk menghindari keracunan makanan adalah dengan memperhatikan cara memasak dan menyimpan makanan. Praktik-praktik ini tidak hanya membantu mengurangi risiko kontaminasi, tetapi juga memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi tetap aman dan sehat.
Memasak Makanan dengan Benar
Memasak makanan dengan benar adalah langkah krusial dalam pencegahan keracunan makanan. Pastikan untuk memasak makanan hingga mencapai suhu internal yang cukup tinggi untuk membunuh bakteri patogen. Penggunaan termometer makanan dapat membantu memastikan bahwa makanan telah dimasak dengan baik.
Selain itu, hindari mencicipi makanan mentah yang berpotensi terkontaminasi, seperti daging mentah atau telur mentah. Praktik ini dapat mengurangi risiko terpapar patogen berbahaya.
Menyimpan Makanan Secara Aman
Menyimpan makanan secara aman juga merupakan aspek penting dalam pencegahan keracunan makanan. Pastikan untuk menyimpan makanan pada suhu yang tepat, baik dalam kulkas maupun freezer. Penggunaan wadah penyimpanan yang tertutup dapat membantu mencegah kontaminasi silang.
Perhatikan juga tanggal kadaluwarsa produk makanan dan konsumsi makanan yang masih segar. Dengan melakukan praktik penyimpanan yang baik, risiko keracunan makanan dapat diminimalkan.
Dengan memahami dan menerapkan praktik-praktik pencegahan keracunan makanan, kita dapat secara signifikan mengurangi risiko keracunan makanan dan menjaga kesehatan keluarga.
Menghadapi Keracunan Makanan
Tindakan awal yang benar sangat penting dalam menghadapi keracunan makanan. Keracunan makanan dapat menyebabkan gejala yang parah dan bahkan mengancam nyawa jika tidak ditangani dengan tepat.
Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama pada keracunan makanan melibatkan beberapa langkah penting. Pertama, pastikan korban tetap terhidrasi dengan memberikan banyak cairan, seperti air atau larutan oralit. Jangan memberikan obat-obatan tanpa rekomendasi dokter. Jika korban mengalami gejala dehidrasi parah, seperti kulit kering, mata cekung, atau penurunan output urin, segera cari pertolongan medis.
Membersihkan lingkungan sekitar juga penting untuk mencegah penyebaran agen penyebab keracunan. Pastikan semua makanan yang berpotensi terkontaminasi dibuang dengan benar.
Kapan Harus Mencari Pertolongan Medis
Jika gejala keracunan makanan tidak membaik dalam beberapa hari atau memburuk, segera cari pertolongan medis. Gejala seperti demam tinggi, darah dalam tinja, atau tanda-tanda dehidrasi parah memerlukan perhatian medis segera.
Orang-orang dengan kondisi medis tertentu, seperti ibu hamil, lansia, atau mereka dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, harus lebih waspada dan tidak ragu untuk mencari pertolongan medis jika mengalami gejala keracunan makanan.
Dampak Jangka Panjang Keracunan Makanan
Selain gejala akut, keracunan makanan juga memiliki dampak jangka panjang yang perlu diwaspadai. Dampak ini dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang dan memerlukan penanganan yang tepat.
Komplikasi Kesehatan
Keracunan makanan dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan yang serius. Beberapa di antaranya termasuk:
- Gangguan Ginjal: Keracunan makanan tertentu dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, terutama jika tidak ditangani dengan cepat.
- Reaksi Alergi: Beberapa jenis keracunan makanan dapat memicu reaksi alergi yang parah.
- Masalah Pencernaan: Keracunan makanan dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan, yang dapat berujung pada kondisi seperti sindrom iritasi usus besar.
Komplikasi ini dapat sangat beragam tergantung pada jenis patogen atau toksin yang menyebabkan keracunan.
Efek Psikologis
Selain komplikasi fisik, keracunan makanan juga dapat memiliki efek psikologis yang signifikan. Beberapa efek psikologis yang mungkin dialami termasuk:
- Stres dan Kecemasan: Pengalaman keracunan makanan yang parah dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang berkepanjangan.
- Fobia Makanan: Beberapa orang mungkin mengembangkan fobia terhadap makanan tertentu setelah mengalami keracunan.
- Gangguan Tidur: Gejala keracunan makanan yang berkepanjangan dapat mengganggu pola tidur.
Memahami efek psikologis ini penting untuk memberikan perawatan holistik kepada mereka yang terkena keracunan makanan.
Dengan memahami dampak jangka panjang keracunan makanan, kita dapat lebih waspada dan melakukan langkah-langkah pencegahan yang efektif. Mengingat pentingnya kesehatan dan keselamatan makanan, edukasi dan kesadaran masyarakat tentang keracunan makanan harus terus ditingkatkan.
Memahami Label Makanan
Memahami label makanan adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan dan keselamatan konsumen. Label makanan yang jelas dan akurat dapat membantu konsumen membuat pilihan yang lebih sehat dan terhindar dari risiko keracunan makanan.
Dengan memahami informasi yang tertera pada label makanan, konsumen dapat membuat keputusan yang lebih tepat mengenai apa yang mereka konsumsi.
Pentingnya Memeriksa Tanggal Kadaluwarsa
Tanggal kadaluwarsa adalah indikator penting untuk menentukan apakah suatu produk makanan masih aman untuk dikonsumsi. Memeriksa tanggal kadaluwarsa sebelum membeli atau mengonsumsi makanan dapat membantu mencegah keracunan makanan.
- Periksa tanggal kadaluwarsa sebelum membeli produk makanan.
- Pastikan produk makanan tidak dalam kondisi rusak atau basi.
- Jangan mengonsumsi makanan yang sudah kadaluwarsa.
Menurut sebuah studi, lebih dari 70% kasus keracunan makanan disebabkan oleh konsumsi makanan yang sudah kadaluwarsa atau rusak. Oleh karena itu, memeriksa tanggal kadaluwarsa adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan.
Mengidentifikasi Isi Pangan
Mengidentifikasi isi pangan adalah langkah lain yang penting dalam memahami label makanan. Dengan mengetahui apa yang terkandung dalam produk makanan, konsumen dapat menghindari bahan-bahan yang dapat menyebabkan alergi atau reaksi lainnya.
Berikut adalah beberapa tips untuk mengidentifikasi isi pangan:
- Periksa daftar bahan pada label makanan.
- Cari informasi tentang kandungan gizi dan nutrisi.
- Hindari produk makanan yang mengandung bahan-bahan yang tidak diinginkan.
Dengan memahami label makanan, konsumen dapat membuat pilihan yang lebih sehat dan terhindar dari risiko keracunan makanan. Oleh karena itu, penting bagi konsumen untuk selalu memeriksa label makanan dengan teliti sebelum melakukan pembelian atau konsumsi.
Kesimpulan
Keracunan makanan merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat. Kesadaran dan kewaspadaan terhadap risiko keracunan makanan sangat penting untuk mencegah kejadian yang dapat membahayakan kesehatan.
Mengambil Langkah Preventif
Masyarakat dapat mengurangi risiko keracunan makanan dengan memahami dan menerapkan langkah-langkah preventif. Ini termasuk memastikan kebersihan makanan, penyimpanan yang tepat, dan persiapan makanan yang higienis.
Meningkatkan Kesehatan Masyarakat
Dengan meningkatkan kesadaran dan mengambil langkah-langkah preventif, kita dapat melindungi kesehatan masyarakat. Langkah-langkah ini tidak hanya mengurangi kejadian keracunan makanan tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dalam kesimpulan, langkah-langkah preventif dan kesadaran masyarakat merupakan kunci untuk mengurangi keracunan makanan dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
FAQ
Apa itu keracunan makanan?
Keracunan makanan adalah kondisi yang terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi patogen, seperti bakteri, virus, atau parasit, atau ketika makanan mengandung toksin.
Apa saja gejala umum keracunan makanan?
Gejala umum keracunan makanan termasuk mual dan muntah, diare, dan nyeri perut.
Bagaimana cara mencegah keracunan makanan?
Pencegahan keracunan makanan dapat dilakukan dengan memasak makanan dengan benar, menyimpan makanan secara aman, dan menjaga kebersihan makanan.
Apa yang harus dilakukan jika terjadi keracunan makanan?
Jika terjadi keracunan makanan, penting untuk melakukan pertolongan pertama dan mencari pertolongan medis jika gejala parah atau berlanjut.
Apa saja jenis-jenis keracunan makanan yang perlu diwaspadai?
Jenis-jenis keracunan makanan yang perlu diwaspadai termasuk keracunan bakteri, virus, toksin, dan parasit.
Bagaimana cara mengidentifikasi keracunan makanan pada anak?
Keracunan makanan pada anak dapat diidentifikasi dengan memperhatikan gejala seperti mual, muntah, diare, dan nyeri perut, serta memperhatikan perilaku dan kondisi anak.
Apa saja langkah-langkah pertama saat terjadi keracunan makanan?
Langkah-langkah pertama saat terjadi keracunan makanan termasuk memberikan pertolongan pertama, seperti memberikan cairan untuk mencegah dehidrasi, dan mencari pertolongan medis jika gejala parah.
Bagaimana cara mengatasi keracunan makanan?
Mengatasi keracunan makanan dapat dilakukan dengan melakukan pertolongan pertama, mencari pertolongan medis, dan mengikuti saran dan pengobatan dari tenaga medis.
BACA JUGA DI ARTIKEL KAMI >>https://youngsterpro.co.id/